Bismillahirrahmanirrahiim...
Hari ini 11 Ramadhan 1435H atau bertepatan dengan 9 Juli 2014. Mungkin tanggal ini akan tercatat baik-baik oleh sejarah bahwa bangsa Indonesia tengah melakukan pemilihan calon pemimpin negeri ini untuk 5 tahun ke depan. Beberapa minggu lamanya kedua kubu melakukan kampanye mengenai visi, misi, serta janji-janji yang mereka ikatkan pada rakyat ini, janji-janji di mana Allah menyertai menjadi saksi didalamnya. Di tambah pendukung dari kedua kubu yang saling menghujat, saling menjatuhkan, ataupun saling mengelu-elukan diri. Demokrasi penuh pergulatan. Keruh.
Tak terpungkiri, politik memang penuh dengan intrik. Sangat merindu perpolitikan Islam dahulu di mana kejujuran dan keamanahan bernomor wahid didalamnya karena mereka terus berpikir panjang atas hidup yang sesungguhnya di alam sana, bukan pada dunia yang selalu bersendagurau ini. Islam sebagai rahmatan lil alamiin juga mau tidak mau mengambil peran di dalamnya, walaupun hati kita mungkin sudah sering tersayat melihat pihak yang benar dituding sedangkan yang salah di elu-elukan layaknya bintang idola.
Wahai negeri, yang katanya berpenduduk muslim terbesar di dunia, di mana iman, di mana akidah jika semua bisa dibeli dengan tumpukan kertas yang dapat memperkaya diri?
Wahai negeri, yang katanya berpenduduk muslim terbesar di dunia, semudah itukah merobohkan keidealismean diri terhadap sesuatu yang bersifat sementara, tak kekal abadi?
Wahai negeri, apakah pondasi agama kini telah tergantikan hanya dengan sebuah kata bernama nafsu?
Seperti kejadian hari ini tentang perhitungan cepat pemilihan pemimpin negeri. Umat dibingungkan dengan berbagai pilihan berita. Mana yang benar, mana yang dusta, semua berada di jalur abu-abu. Hanya Dzat pencipta warna abu-abu tersebut yang Maha Tahu mengenai kebenaran. Kebenaran yang masih terkunci, belum Dia luapkan. Dan bahkan perhitungan suara presiden pun masih dikotori oleh suapan-suapan tumpukan kertas... Allah...
Ya Allah Ya Rahman Ya Rahiim... kasihani dan sayangi Indonesia dengan rahmat-Mu... Mungkin jiwa kami yang masih jauh dari Dzat-Mu hingga negeri ini senantiasa ‘berkabut’. Kami mohon ya Allah..ampuni kami atas ibadah-ibadah kami yang masih jauh dari kekhusyuan.. atas niat-iat perbuatan yang kami lakukan yang hanya bertujuan mengejar dunia... Kami mohon ampun ya Allah atas kesombongan diri yang sering menghinggapi tanpa menyadari semua hanya titipanMu... dan Kami mohon ampun ya Allah atas rasa bangga terhadap amal-amal kami yang padahal ia hanya bernilai bagai debu-debu beterbangan dihadapan-Mu...
Ya Allah Ya Rahman Ya Rahiim... kami sangat rindu sosok pemimpin layaknya Umar bin Khatab yang matanya sulit terpejam selama ia tahu masih ada rakyatnya yang meronta kelaparan... kami sangat rindu pada sosok pemimpin seperti Abu Bakar Shiddiq yang sangat tawaddu dalam memimpin negeri.. begitupun kami sangat rindu pada sosok Ustman pemimpin yang dermawan juga Ali bin Ani Thalib dengan kapasitas kecerdasannya sebagai pemimpin...
Ya Allah Ya Rahman Ya Rahiim... kami sangat merindu pertolonganMu untuk negeri ini.. Tolong ya Rabb.. pilihkan kami pemimpin yang lebih dekat pada taqwa.. yang terus menerus memikirkan kondisi rakyat yang masih kelaparan dan terkungkung dalam kebodohan...
Ya Allah.. kami pun tidak putus berdo’a di sini.. tanpa bosan mengulang-ulang do’a kami.. karena kami hanya bisa mengandalkan senjata utama ini setelah peluh ikhtiar sudah kami tunaikan. Seperti do’a Rasulullah dalam salah satu peperangan.. ketika beliau sudah tidak sanggup menghadapi tentara kafir yang jumlahnya berlipat-lipat dari pasukan Islam...dan beliau hanya mengandalkan senjata utama ini..mengangkat tangan pada langit seraya berucap “Ya Allah, sungguh jika Engkau tidak memenangkan umat-Mu ini, maka Kau tidak akan temui satu jiwa pun yang beribadah pada-Mu...” Do’a pengguncang arasy dan akhirnya Engkau izinkan kemenangan akan umat-Mu..
Ya Allah Ya Rahman Ya Rahiim... yang kami yakini bahwa Dzat-Mu selalu berpihak pada kebenaran.. tunjukkan pada kami bahwa kejujuran ada pada pihak yang benar, sedangkan dusta ada pada pihak yang bathil. Menangkan kebenaran di sisi-Mu ya Rabb.. Karuniai kami pemimpin yang berpihak pada agama-Mu..dan selamatkan umat-Mu...
Ya Allah Ya Rahman Ya Rahiim.. pun di belahan dunia Gaza, hati kami sangat tersayat sembilu melihat nya.. dan jiwa kami masih terkungkung di negeri ini menikmati pesta demokrasi yang semakin keruh.. Sementara di Gaza, negeri tersebut menjadi keruh karena darah tertumpah.. anak-anak kecil penghafal Qur’an banyak terenggut nyawanya.. dan bahkan shalat pun menjadi 6 waktu untuk dikerjakan tertambahi shalat jenazah.. men-shalatkan jiwa-jiwa syahid perindu syurga-Mu...Ya Rabb, selamatkan Gaza.. Lindungi saudara-saudara kami.. luluhlantahkan pasukan keji Israel dengan kekuasaan-Mu Allah...
Sungguh ya Allah..tiada ikhwal yang sulit bagiMu.. jika Engkau telah berkehendak...
Memasuki hari ke-12 Ramadhan, mari makin rapatkan jemari untuk berdo’a...selipkan barisan doa untuk Gaza dan Indonesia.. agar Gaza terselamatkan dan juga agar real count KPU melakukan perhitungan tanpa manipulasi dan terhindar dari kecerobohan.. agar Indonesia di anugerahi pemimpin yang terbaik menurut pandanganNya... dan percayalah kekuatan do’a masih bisa mengubah takdir satu ke takdir lainnya...takdir yang buruk ke takdir yang baik...
Aamiin...
“Aku sesuai dengan prasangka hamba-Ku kepada diri-Ku.” (Hadis Qudsi).
“Dan Tuhan-mu berfirman, “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu...”
(Q.S. Al Mu’min: 60)
Dari Ibnu Abbas Rahimahullah:
Jika Allah meridhai sebuah bangsa, Allah akan jadikan orang terbaik sebagai pemimpin mereka dan sebaliknya jika Allah murka maka Allah akan timpakan pemimpin terburuk dari mereka.
~Dije~
~Dije~
9 Juli 2014