Bismillah..
Hari ini saya ingin mencoba berbagi
cerita. Kejadiannya berlangsung beberapa minggu yang lalu. Ada dua
kejadian yang membuat saya berucap syukur pada Allah karena
dihindarkannya aku dari dua kejadian itu..
Waktu itu
saya diminta atasan untuk pergi ke daerah Karawaci dengan tujuan untuk
mengambil dokumentasi gedung sekolah Umar Usman. Akhirnya saya pun
sibuk mengurus keperluan akomodasi. Maklum biasanya teman saya Fatiha
yang sangat saya andalkan dalam hal ini, saat itu tidak masuk. Walhasil
saya yang mengurus perizinan mobil itu sendiri. Dengan meminta bantuan
Mas Ricky untuk memesan mobil kantor lewat account Shinta akhirnya nama
saya masuk dalam waiting list. Lalu secepat kilat saya naik ke lantai
paling atas menemui Mas Raju agar ia membantu saya untuk memfixasi mobil
yang dapat saya pakai untuk hari esok. Dapat! Alhamdulillah...
Namun beberapa menit kemudian mas Raju menegur saya "Mba Dije
mending semobil aja yah sama Pak Thoriq.. beliau juga mau ke Karawaci
ni... sayang mobilnya kalo ada dua mobil dan tujuannya sama"
Dalam
hati saya bergumam.. Pak Thoriq, si bapak manajer yang cukup pendiam
itu..huhu..nanti ngomong apa aja ya selama di perjalanan...tapi
yasdudahlah...itu urusan teknis...
Saya pun bergumam "Ok deh Mas Raju, tp saya minta nomor HP
drivernya ada yah?" Tidak lama kemudian mas Raju menuliskan nomor HP Mas
Ucup sang driver pada secarik kertas. Lalu kemudian saya kembali
menuju meja kerja.
Hati saya gusar...entah.. seperti hati kecil saya tetap memberontak
untuk tidak pergi semobil dengan Pak Thoriq dikarenakan beliau memiliki
keberangkatan pada jam 7 - 12. Bagi saya pribadi waktu itu sangat lama
dibanding tujuan saya yang hanya ingin mengambil dokumentasi gedung.
Setelah menimbang-nimbang, saya pun kembali menghubungi mas Raju via SMS
untuk kembali merajuk menggunakan mobil yang berbeda dengan Pak
Thoriq. Ternyata semua mobil sudang di booking beberapa menit yang
lalu. Mas Raju pun memberikan solusi untuk mengantar saya menggunakan
motor kantor. Saya pun langsung menyetujuinya toh niat saya bukan untuk
berdua-duan namun untuk menyelesaian pekerjaan atasan saya.
Keesokan hari.
Saya tiba dikantor jam 8.00. Bersiap-siap
untuk pemberangkatan dengan Mas Raju dengan berbekal kamera untuk
mengambil dokumentasi. Satu jam perjalanan kami lalui dengan kendaraan
beroda dua itu. Cukup melelahkan! Saya membayangkan dan bergumam dalam
hati.. Andai saja saya naik mobil kantor, pasti saya akan lebih nyaman
dibanding kondisi sekarang. Namun Mas Raju memiliki cerita berbeda yang
ia sampaikan kepada saya "Mba Dije, untung ga ikut semobil sama Pak
Thoriq....karena mobilnya kecelakaan mba!"
"Innalillah...tapi
kondisi Pak Thoriq dan Mas Ucup gimana? mereka baik-baik aja kan Mas?"
tanya saya setengah panik.
"Baik-baik aja sih mba untungnya..tapi
Pak Thoriq agak trauma kayanya...dan mobil kantor pengok bagian
depannya..."
Saya menarik nafas panjang menucap syukur karena
keduanya masih dalam kondisi sehat..tidak luka-luka.. namun disatu sisi
saya juga sangat bersyukur dikarenakan Allah masih sangat melindungi
saya...
Alhamdulillah...alhamdulillah ya Kariim..
Saya pun kembali tiba di kantor sekitar jam 1 siang. Saya sholat
dzuhur lalu kembali meneruskan pekerjaan pada hari itu. Tepat jam 5
sore saya dan Fatiha pulang bersama dan kami berpisah di depan mesin ATM
BNI. Niat saya waktu itu adalah untuk mentransfer uang kepada ibu
saya. Sesampainya di depan mesin ATM, saya masuk dan mengeluarkan kartu
ATM. Namun, tiba-tiba mata saya menangkap sosok Bu Rus, salah seorang
Ibu Manajer DD. Lalu dengan kerendahan hati, saya mengurungkan niat
saya dan memberi kesempatan kepada beliau untuk menggunakan mesin ATM
tersebut terlebih dahulu. Beliau melakukan transaksi sementara saya
menunggu di luar menunggu antrian setelah beliau.
Dan..beberapa
menit kemudian beliau membuka pintu kaca ATM dengan wajah setengah
panik.. "Aduh kartu ATM saya kemakan nin" panik beliau.
Saya tertegun beberapa detik.." Ya ampuun bu, coba telpon call
centre BNI nya bu"
Bu Rus pun akhirnya sibuk menekan beberapa nomor melalui telepon
genggamnya... sementara saya masih berdiri di luar dengan masih
tertegun. Dihari yang sama, pertolongan Allah kembali datang melindungi
saya...
Ya Rahiiim sungguh besar Maha PerlindunganMu!
Beberapa menit kemudian, saya masih berdiri tertegun untuk
menunggui bu Rus menghubungi pihak call centre BNI. Karena saya tidak
tega hati meninggalkan beliau panik dan kebingungan sendiri. Akhirnya
beliau pun berhasil menghubungi pihak BNI. Saya pun pamit untuk
melanjutkan perjalanan pulang pada beliau.
Yaa hari itu Allah Dzat Yang Maha Melindungi.. menunjukkan
kebesaranNya pada dua kejadian yang seharusnya saya lah yang mengalami
musibah-musibah itu.. namun semata berkat pertolonganNya.. Allah
mengizinkan saya untuk terbebas dari dua musibah tersebut.
Hasbunallah wani'mal wakiil.. ni'mal maula wani'mannasiiir...
Wednesday, December 26, 2012
Thursday, November 29, 2012
Tawakkal Saja, Biar Allah yang Menyempurnakannya Untukmu
Hari ini aku menyengaja tidak masuk kantor karena ingin mengambil transkrip nilai di kampus tercinta, Psikologi UI^^
Seperti biasa, aku sudah membuat janji sebelumnya dengan teman baik seangkatanku yang bernama Mba Indah, seorang ibu cantik usia 40 tahunan yang telah dianugerahi 3 orang anak.
Sekitar jam 10.30 kami bertemu dan bersama-sama mengambil transkrip nilai. Lalu perjalanan dilanjutkan dengan menggunakan mobilnya mba Indah menuju tempat makan khusus mie di daerah margonda Depok. Namun sesampainya di sana, aku malah lebih memilih makan dengan ayam, entahlah karena menurutku ayam itu lebih nikmat dan bergizi dibandingan makanan yang bernama mie.
Di tempat itulah kami mulai bercerita mengenai berbagai hal. Jujur aku sangat suka bercerita dengan mba Indah. Banyak pengalaman hidupnya yang membuat aku terus banyak belajar mengenai 'rahasia kehidupan'. Topik hangat yang selalu jadi perbincanganku dengan mba Indah adalah topik pernikahan hingga rumah tangga. Mba Indah tidak sungkan sama sekali menceritakan haru biru kehidupan pernikahannya dengan sang suami yang telah berlangsung lebih dari 10 tahun lamanya.
Mba Indah selalu mengajarkan kepadaku untuk menanamkan rasa cinta tertinggi pada Sang Khalik di atas segala-galanya. Pada akhirnya pelajaran tersebut dapat ia petik dari pengalaman ia berumah tangga. Mulai dari rasa bahagia hingga haru yang pada akhirnya membuat ia sadar bahwa cinta tertinggi memang harus dan pantasnya hanya ditujukan pada Allah..bukan pada suami ataupun anak-anak. Karena menurutnya, cinta pada Dzat selain Allah hanya bersifat semu dan sementara di dunia ini. Setidaknya cinta kita pada pasangan hidup, anak-anak, dan anggota keluarga lainnya akan dipisahkan oleh ajal, dan tidak ada yang kekal kecuali, Dzat Maha Cinta, Allah:)
Selain itu 1 hal yang paling aku suka dari mba Indah adalah kepasrahannya dalam menjalani takdir Allah. Mba Indah selalu mengajarkanku ketika memiliki keinginan khusus, tetaplah berusaha dan berdo'a sekuat mungkin, namun selalu libatkan Allah didalamnya. Mohon dengan kuat agar Allah selalu memberikan keputusan terbaikNya yang kita butuhkan.
Seperti misalnya, ketika mba Indah sedikit gusar dengan tindak tanduk suaminya. Maka ia hanya berdo'a kepada Allah agar Allah senantiasa menjaga suaminya dengan segala kesempurnaanNya. Dengan berdo'a demikian, ia tiada lagi menemukan gulana di kalbunya, yang tersisa hanya rasa sakinah pada hati.
Ya rumus kehidupan memang mudah untuk diformulasikan. karena notabene tugas kita hanya meningkatkan ikhtiar, amal, dan do'a jika kita menginginkan sesuatu yang kita idam-idamkan. Namun selalulah libatkan Allah didalamnya agar kita selalu berada dalam bimbinganNya. Pada akhirnya tawakkal merupakan kunci dari segalanya, serahkan segala sesuatu yang telah kita upayakan, yang telah kita payahkan, yang telah kita munajatkan ke kehadirat Allah. Biar saja KeMahaSempurnaan Allah yang mengatur segala sesuatunya melalui cara-cara terindahNya.
Seperti firman Allah dalam Q.S. Al-Baqarah: 216
"Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”
Sudah tidak ada lagi sanggahan ketika kita berbenturan dengan ayat di atas.
Berkeinginanlah..upayakan itu semua dapat terwujud dengan kerja keras baja dan do'a penuh harap.
Namun pada akhirnya fungsi tawakkal yang akan menjadi ujung dari rencana kita..
Bertawakkallah agar engkau ridha..
Bertawakkallah agar hatimu sakinah..
Dan bertawakkallah agar rencana-rencana baik Allah selalu tertumpah ruah padamu..
Maka sempurnakanlah segala sesuatu dengan tawakkal padaNya!! ;)
-pojok perpus psikologi-
Jum'at, 16 Muharram 1434H
(30112012)
Seperti biasa, aku sudah membuat janji sebelumnya dengan teman baik seangkatanku yang bernama Mba Indah, seorang ibu cantik usia 40 tahunan yang telah dianugerahi 3 orang anak.
Sekitar jam 10.30 kami bertemu dan bersama-sama mengambil transkrip nilai. Lalu perjalanan dilanjutkan dengan menggunakan mobilnya mba Indah menuju tempat makan khusus mie di daerah margonda Depok. Namun sesampainya di sana, aku malah lebih memilih makan dengan ayam, entahlah karena menurutku ayam itu lebih nikmat dan bergizi dibandingan makanan yang bernama mie.
Di tempat itulah kami mulai bercerita mengenai berbagai hal. Jujur aku sangat suka bercerita dengan mba Indah. Banyak pengalaman hidupnya yang membuat aku terus banyak belajar mengenai 'rahasia kehidupan'. Topik hangat yang selalu jadi perbincanganku dengan mba Indah adalah topik pernikahan hingga rumah tangga. Mba Indah tidak sungkan sama sekali menceritakan haru biru kehidupan pernikahannya dengan sang suami yang telah berlangsung lebih dari 10 tahun lamanya.
Mba Indah selalu mengajarkan kepadaku untuk menanamkan rasa cinta tertinggi pada Sang Khalik di atas segala-galanya. Pada akhirnya pelajaran tersebut dapat ia petik dari pengalaman ia berumah tangga. Mulai dari rasa bahagia hingga haru yang pada akhirnya membuat ia sadar bahwa cinta tertinggi memang harus dan pantasnya hanya ditujukan pada Allah..bukan pada suami ataupun anak-anak. Karena menurutnya, cinta pada Dzat selain Allah hanya bersifat semu dan sementara di dunia ini. Setidaknya cinta kita pada pasangan hidup, anak-anak, dan anggota keluarga lainnya akan dipisahkan oleh ajal, dan tidak ada yang kekal kecuali, Dzat Maha Cinta, Allah:)
Selain itu 1 hal yang paling aku suka dari mba Indah adalah kepasrahannya dalam menjalani takdir Allah. Mba Indah selalu mengajarkanku ketika memiliki keinginan khusus, tetaplah berusaha dan berdo'a sekuat mungkin, namun selalu libatkan Allah didalamnya. Mohon dengan kuat agar Allah selalu memberikan keputusan terbaikNya yang kita butuhkan.
Seperti misalnya, ketika mba Indah sedikit gusar dengan tindak tanduk suaminya. Maka ia hanya berdo'a kepada Allah agar Allah senantiasa menjaga suaminya dengan segala kesempurnaanNya. Dengan berdo'a demikian, ia tiada lagi menemukan gulana di kalbunya, yang tersisa hanya rasa sakinah pada hati.
Ya rumus kehidupan memang mudah untuk diformulasikan. karena notabene tugas kita hanya meningkatkan ikhtiar, amal, dan do'a jika kita menginginkan sesuatu yang kita idam-idamkan. Namun selalulah libatkan Allah didalamnya agar kita selalu berada dalam bimbinganNya. Pada akhirnya tawakkal merupakan kunci dari segalanya, serahkan segala sesuatu yang telah kita upayakan, yang telah kita payahkan, yang telah kita munajatkan ke kehadirat Allah. Biar saja KeMahaSempurnaan Allah yang mengatur segala sesuatunya melalui cara-cara terindahNya.
Seperti firman Allah dalam Q.S. Al-Baqarah: 216
"Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”
Sudah tidak ada lagi sanggahan ketika kita berbenturan dengan ayat di atas.
Berkeinginanlah..upayakan itu semua dapat terwujud dengan kerja keras baja dan do'a penuh harap.
Namun pada akhirnya fungsi tawakkal yang akan menjadi ujung dari rencana kita..
Bertawakkallah agar engkau ridha..
Bertawakkallah agar hatimu sakinah..
Dan bertawakkallah agar rencana-rencana baik Allah selalu tertumpah ruah padamu..
Maka sempurnakanlah segala sesuatu dengan tawakkal padaNya!! ;)
-pojok perpus psikologi-
Jum'at, 16 Muharram 1434H
(30112012)
Jingga
Aku suka sekali memandangi warna jingga
Hamba sadari bahwa ratusan mil memisahkan jiwa-jiwa kami..namun ada pada satu masa saat kami semua berdoa..menengadahkan tangan..membenamkan wajah sujud..nafas-nafas do’a cinta kami bergumul pada langitMu..
Duhai Allah Dzat Yang Janjinya paling benar..
Duhai Allah Dzat yang tidak pernah mengecewakan kami yang meminta..
Duhai Allah penggenggam terbaik skenario hidup kami..
Sungguh kami tiada daya terlebih upaya untuk mengetahui laju roda kehidupan kami..pada siapa hati ini akan berlabuh.. namun yang pasti Engkau selalu memiliki cara terindah untuk mempertautkannya..
Kami hanya meminta pada langitMu..agar Engkau menganugerahi sebaik-baiknya teman hidup bagi agama, dunia, dan akhirat kami…
Cerah, ceria, penuh semangat!
Mungkin warna ini yang paling cocok menggambarkan suasana
hati jingga ini..
Membahagia setiap hari, tersenyum kulum simpul, dan cahaya
binaran pada mata setiap hati ini sedang menjingga..
Setiap pagi aku menyusuri jalan seakan selalu ditemani oleh
pelangi jingga..ya sejingga hatiku saat ini..
Duhai Allah Dzat Yang Paling Mengetahui apa yang kurasa..
Ingin rasanya tiada waktu yang lekang menghapus warna jingga
hati ini..
Agar hari-hari yang dilalui selalu ceria, penuh semangat,
dan berbinar mensyukuri segala luapan nikmatMu..
Ah Allah..
Entahlah..kadang diri ini hanya berpikir apakah warna jingga
ini Kau torehkan hanya sesaat pada sang hati.. namun yang pasti sampai dengan
detik ini.. kecenderungan akan dia tetap ada pada selinap dasar hati ..dan lisan ini selalu meminta agar
Engkau menjaganya..menjaga sabar, ikhlas, iman, dan taqwanya di sana..
Hamba sadari bahwa ratusan mil memisahkan jiwa-jiwa kami..namun ada pada satu masa saat kami semua berdoa..menengadahkan tangan..membenamkan wajah sujud..nafas-nafas do’a cinta kami bergumul pada langitMu..
Duhai Allah Dzat Yang Janjinya paling benar..
Duhai Allah Dzat yang tidak pernah mengecewakan kami yang meminta..
Duhai Allah penggenggam terbaik skenario hidup kami..
Sungguh kami tiada daya terlebih upaya untuk mengetahui laju roda kehidupan kami..pada siapa hati ini akan berlabuh.. namun yang pasti Engkau selalu memiliki cara terindah untuk mempertautkannya..
Kami hanya meminta pada langitMu..agar Engkau menganugerahi sebaik-baiknya teman hidup bagi agama, dunia, dan akhirat kami…
Semoga untuk sekarang, esok, dan seterusnya hati ini selalu
berjingga hingga kutemukan warna sempurna pelangi tiada mampu mengalahkan
bahagia hatiku yang sedang menjingga..
Aku mencitaiMu, sangat mencintaiMu, Allah!!:)
Aku mencitaiMu, sangat mencintaiMu, Allah!!:)
Subscribe to:
Posts (Atom)