Wednesday, December 26, 2012

Semata PertolonganNya

Bismillah..

Hari ini saya ingin mencoba berbagi cerita.  Kejadiannya berlangsung beberapa minggu yang lalu.  Ada dua kejadian yang membuat saya berucap syukur pada Allah karena dihindarkannya aku dari dua kejadian itu..

Waktu itu saya diminta atasan untuk pergi ke daerah Karawaci dengan tujuan untuk mengambil dokumentasi gedung sekolah Umar Usman.  Akhirnya saya pun sibuk mengurus keperluan akomodasi.  Maklum biasanya teman saya Fatiha yang sangat saya andalkan dalam hal ini, saat itu tidak masuk.  Walhasil saya yang mengurus perizinan mobil itu sendiri.  Dengan meminta bantuan Mas Ricky untuk memesan mobil kantor lewat account Shinta akhirnya nama saya masuk dalam waiting list.  Lalu secepat kilat saya naik ke lantai paling atas menemui Mas Raju agar ia membantu saya untuk memfixasi mobil yang dapat saya pakai untuk hari esok.  Dapat! Alhamdulillah...


Namun beberapa menit kemudian mas Raju menegur saya "Mba Dije mending semobil aja yah sama Pak Thoriq.. beliau juga mau ke Karawaci ni... sayang mobilnya kalo ada dua mobil dan tujuannya sama"
Dalam hati saya bergumam.. Pak Thoriq, si bapak manajer yang cukup pendiam itu..huhu..nanti ngomong apa aja ya selama di perjalanan...tapi yasdudahlah...itu urusan teknis...



Saya pun bergumam "Ok deh Mas Raju, tp saya minta nomor HP drivernya ada yah?" Tidak lama kemudian mas Raju menuliskan nomor HP Mas Ucup sang driver pada secarik kertas.  Lalu kemudian saya kembali menuju meja kerja.

Hati saya gusar...entah.. seperti hati kecil saya tetap memberontak untuk tidak pergi semobil dengan Pak Thoriq dikarenakan beliau memiliki keberangkatan pada jam 7 - 12.  Bagi saya pribadi waktu itu sangat lama dibanding tujuan saya yang hanya ingin mengambil dokumentasi gedung.  Setelah menimbang-nimbang, saya pun kembali menghubungi mas Raju via SMS untuk kembali merajuk menggunakan mobil yang berbeda dengan Pak Thoriq.  Ternyata semua mobil sudang di booking beberapa menit yang lalu.  Mas Raju pun memberikan solusi untuk mengantar saya menggunakan motor kantor.  Saya pun langsung menyetujuinya toh niat saya bukan untuk berdua-duan namun untuk menyelesaian pekerjaan atasan saya.


Keesokan hari.
Saya tiba dikantor jam 8.00.  Bersiap-siap untuk pemberangkatan dengan Mas Raju dengan berbekal kamera untuk mengambil dokumentasi.  Satu jam perjalanan kami lalui dengan kendaraan beroda dua itu.  Cukup melelahkan! Saya membayangkan dan bergumam dalam hati.. Andai saja saya naik mobil kantor, pasti saya akan lebih nyaman dibanding kondisi sekarang.  Namun Mas Raju memiliki cerita berbeda yang ia sampaikan kepada saya "Mba Dije, untung ga ikut semobil sama Pak Thoriq....karena mobilnya kecelakaan mba!"
"Innalillah...tapi kondisi Pak Thoriq dan Mas Ucup gimana? mereka baik-baik aja kan Mas?" tanya saya setengah panik.
"Baik-baik aja sih mba untungnya..tapi Pak Thoriq agak trauma kayanya...dan mobil kantor pengok bagian depannya..."
Saya menarik nafas panjang menucap syukur karena keduanya masih dalam kondisi sehat..tidak luka-luka.. namun disatu sisi saya juga sangat bersyukur dikarenakan Allah masih sangat melindungi saya...
Alhamdulillah...alhamdulillah ya Kariim..


Saya pun kembali tiba di kantor sekitar jam 1 siang.  Saya sholat dzuhur lalu kembali meneruskan pekerjaan pada hari itu.  Tepat jam 5 sore saya dan Fatiha pulang bersama dan kami berpisah di depan mesin ATM BNI.  Niat saya waktu itu adalah untuk mentransfer uang kepada ibu saya.  Sesampainya di depan mesin ATM, saya masuk dan mengeluarkan kartu ATM.  Namun, tiba-tiba mata saya menangkap sosok Bu Rus, salah seorang Ibu Manajer DD.  Lalu dengan kerendahan hati, saya mengurungkan niat saya dan memberi kesempatan kepada beliau untuk menggunakan mesin ATM tersebut terlebih dahulu.  Beliau melakukan transaksi sementara saya menunggu di luar menunggu antrian setelah beliau. 

Dan..beberapa menit kemudian beliau membuka pintu kaca ATM dengan wajah setengah panik.. "Aduh kartu ATM saya kemakan nin" panik beliau.


Saya tertegun beberapa detik.." Ya ampuun bu, coba telpon call centre BNI nya bu"


Bu Rus pun akhirnya sibuk menekan beberapa nomor melalui telepon genggamnya... sementara saya masih berdiri di luar dengan masih tertegun.  Dihari yang sama, pertolongan Allah kembali datang melindungi saya...
Ya Rahiiim sungguh besar Maha PerlindunganMu!


Beberapa menit kemudian, saya masih berdiri tertegun untuk menunggui bu Rus menghubungi pihak call centre BNI.  Karena saya tidak tega hati meninggalkan beliau panik dan kebingungan sendiri.  Akhirnya beliau pun berhasil menghubungi pihak BNI.  Saya pun pamit untuk melanjutkan perjalanan pulang pada beliau.


Yaa hari itu Allah Dzat Yang Maha Melindungi.. menunjukkan kebesaranNya pada dua kejadian yang seharusnya saya lah yang mengalami musibah-musibah itu.. namun semata berkat pertolonganNya.. Allah mengizinkan saya untuk terbebas dari dua musibah tersebut.


Hasbunallah wani'mal wakiil.. ni'mal maula wani'mannasiiir...





















Thursday, November 29, 2012

Tawakkal Saja, Biar Allah yang Menyempurnakannya Untukmu

Hari ini aku menyengaja tidak masuk kantor karena ingin mengambil transkrip nilai di kampus tercinta, Psikologi UI^^

Seperti biasa, aku sudah membuat janji sebelumnya dengan teman baik seangkatanku yang bernama Mba Indah, seorang ibu cantik usia 40 tahunan yang telah dianugerahi 3 orang anak.

Sekitar jam 10.30 kami bertemu dan bersama-sama mengambil transkrip nilai.  Lalu perjalanan dilanjutkan dengan menggunakan mobilnya mba Indah menuju tempat makan khusus mie di daerah margonda Depok.  Namun sesampainya di sana, aku malah lebih memilih makan dengan ayam, entahlah karena menurutku ayam itu lebih nikmat dan bergizi dibandingan makanan yang bernama mie.

Di tempat itulah kami mulai bercerita mengenai berbagai hal.  Jujur aku sangat suka bercerita dengan mba Indah.  Banyak pengalaman hidupnya yang membuat aku terus banyak belajar mengenai 'rahasia kehidupan'.  Topik hangat yang selalu jadi perbincanganku dengan mba Indah adalah topik pernikahan hingga rumah tangga.  Mba Indah tidak sungkan sama sekali menceritakan haru biru kehidupan pernikahannya dengan sang suami yang telah berlangsung lebih dari 10 tahun lamanya.

Mba Indah selalu mengajarkan kepadaku untuk menanamkan rasa cinta tertinggi pada Sang Khalik di atas segala-galanya.  Pada akhirnya pelajaran tersebut dapat ia petik dari pengalaman ia berumah tangga.  Mulai dari rasa bahagia hingga haru yang pada akhirnya membuat ia sadar bahwa cinta tertinggi memang harus dan pantasnya hanya ditujukan pada Allah..bukan pada suami ataupun anak-anak.  Karena menurutnya, cinta pada Dzat selain Allah hanya bersifat semu dan sementara di dunia ini.  Setidaknya cinta kita pada pasangan hidup, anak-anak, dan anggota keluarga lainnya akan dipisahkan oleh ajal, dan tidak ada yang kekal kecuali, Dzat Maha Cinta, Allah:)

Selain itu 1 hal yang paling aku suka dari mba Indah adalah kepasrahannya dalam menjalani takdir Allah.  Mba Indah selalu mengajarkanku ketika memiliki keinginan khusus, tetaplah berusaha dan berdo'a sekuat mungkin, namun selalu libatkan Allah didalamnya.  Mohon dengan kuat agar Allah selalu memberikan keputusan terbaikNya yang kita butuhkan.

Seperti misalnya, ketika mba Indah sedikit gusar dengan tindak tanduk suaminya.  Maka ia hanya berdo'a kepada Allah agar Allah senantiasa menjaga suaminya dengan segala kesempurnaanNya. Dengan berdo'a demikian, ia tiada lagi menemukan gulana di kalbunya, yang tersisa hanya rasa sakinah pada hati.

Ya rumus kehidupan memang mudah untuk diformulasikan.  karena notabene tugas kita hanya meningkatkan ikhtiar, amal, dan do'a jika kita menginginkan sesuatu yang kita idam-idamkan.  Namun selalulah libatkan Allah didalamnya agar kita selalu berada dalam bimbinganNya.  Pada akhirnya tawakkal merupakan kunci dari segalanya, serahkan segala sesuatu yang telah kita upayakan, yang telah kita payahkan, yang telah kita munajatkan ke kehadirat Allah.  Biar saja KeMahaSempurnaan Allah yang mengatur segala sesuatunya melalui cara-cara terindahNya.

Seperti firman Allah dalam Q.S. Al-Baqarah: 216
"Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”

Sudah tidak ada lagi sanggahan ketika kita berbenturan dengan ayat di atas.

Berkeinginanlah..upayakan itu semua dapat terwujud dengan kerja keras baja dan do'a penuh harap.

Namun pada akhirnya fungsi tawakkal yang akan menjadi ujung dari rencana kita..

Bertawakkallah agar engkau ridha..

Bertawakkallah agar hatimu sakinah..

Dan bertawakkallah agar rencana-rencana baik Allah selalu tertumpah ruah padamu..

Maka sempurnakanlah segala sesuatu dengan tawakkal padaNya!! ;)

-pojok perpus psikologi-
Jum'at, 16 Muharram 1434H
(30112012)




Jingga

Aku suka sekali memandangi warna jingga
Cerah, ceria, penuh semangat!
Mungkin warna ini yang paling cocok menggambarkan suasana hati jingga ini..
Membahagia setiap hari, tersenyum kulum simpul, dan cahaya binaran pada mata setiap hati ini sedang menjingga..
Setiap pagi aku menyusuri jalan seakan selalu ditemani oleh pelangi jingga..ya sejingga hatiku saat ini..
Duhai Allah Dzat Yang Paling Mengetahui apa yang kurasa..
Ingin rasanya tiada waktu yang lekang menghapus warna jingga hati ini..
Agar hari-hari yang dilalui selalu ceria, penuh semangat, dan berbinar mensyukuri segala luapan nikmatMu..
Ah Allah..
Entahlah..kadang diri ini hanya berpikir apakah warna jingga ini Kau torehkan hanya sesaat pada sang hati.. namun yang pasti sampai dengan detik ini.. kecenderungan akan dia tetap ada pada selinap dasar  hati ..dan lisan ini selalu meminta agar Engkau menjaganya..menjaga sabar, ikhlas, iman, dan taqwanya di sana..

Hamba sadari bahwa ratusan mil memisahkan jiwa-jiwa kami..namun ada pada satu masa saat kami semua berdoa..menengadahkan tangan..membenamkan wajah sujud..nafas-nafas do’a cinta kami bergumul pada langitMu..

Duhai Allah Dzat Yang Janjinya paling benar..

Duhai Allah Dzat yang tidak pernah mengecewakan kami yang meminta..

Duhai Allah penggenggam terbaik skenario hidup kami..

Sungguh kami tiada daya terlebih upaya untuk mengetahui laju roda kehidupan kami..pada siapa hati ini akan berlabuh.. namun yang pasti Engkau selalu memiliki cara terindah untuk mempertautkannya..

Kami hanya meminta pada langitMu..agar Engkau menganugerahi sebaik-baiknya teman hidup bagi agama, dunia, dan akhirat kami…

Semoga untuk sekarang, esok, dan seterusnya hati ini selalu berjingga hingga kutemukan warna sempurna pelangi tiada mampu mengalahkan bahagia hatiku yang sedang menjingga..

Aku mencitaiMu, sangat mencintaiMu, Allah!!:)



-Pojok Perpus Psiko-
Jum'at, 16 Muharran 1434H