Tuesday, August 19, 2014

Puisi untuk Cikgu


Aku menghirup udara pagi hari ini, melegakan sukma juga jiwa. Tersembul ujung matahari pada cerahnya langit pagi,membuat panorama pagi ini seakan sempurna. Sebagaimana Tuhan memiliki skenario sempurna untuk hamba-hamba kecintaanNya. Aku teringat akan dirimu melalui kisah-kisah mahabbah yang telah kau lalui sebelum pada akhirnya skenario sempurnaNya terlimpahi untukmu.

 
Sudah banyak hati yang telah kau lalui dalam menemukan sejatinya cinta dan aku tahu bagaimana payahnya mengikuti alur didalamnya. Banyak goda, haru, juga lelah yang mengharubiru didalamnya. Yang pada awal ceritera diawali dengan kisah manis hingga mencipta harapan-harapan pelangi setelahnya, namun yang dialami hanyalah jatuhan hujan-hujan lebat pada hati. Saat itu mungkin hanya janji Tuhan yang menguatkan bahwa ujung dari kesabaran adalah layaknya buah yang manisnya melebihi madu. Mencoba mengeja kerja-kerja ikhlas saat harapan pelangi itu ternyata kau dapati hanyalah sebuah fatamorgana langit sendu. 


Aku teringat kisah-kisah di mana kita habiskan masa bercerita tentang dia dan dia yang masing-masing memiliki ritme melodi didalamnya. Ketika cita-cita merajut rumah barakah sangat ingin kau lukis dengan tinta-tinta kehidupanmu, namun belum jua rencana baikNya menyapamu. Saat hati pun mulai dikuat-kuatkan memaksa untuk ditegarkan seperti laiknya batu karang yang tetap tegar meski terhempas tiupan ombak dalam hitungan tak hingga, kau lebih memilih terus menjalani hari menatap masa di akan datang bahwa cinta kemarin lalu hanyalah batu godam penimpa jiwa agar ia semakin tumbuh mendewasa. 


Benar bahwa pepatah bijak mengajari bahwa kita akan dipasangkan pada ptongan-potongan puzzle kehidupan yang salah terlebih dahulu sebelum pada akhirnya di masa kemudian kita pun menemukan potongan puzzle pelengkap sempurna kehidupan kita. Tentang waktu dan tentang siapa, yang dulu masih menjadi rahasia di kerajaan langitNya terjawab sudah dengan sempurnanya jalan cerita hidup dariNya. Rumah barakah yang dulu hanya menjadi harap-harap langit, kini telah membumi pada pijakan kakimu. Lelaki itulah yang Allah cipta dengan keadaan sebaik-baiknya jiwa hanya untukmu, yang tengah berjanji akan selalu ada menjaga juga membimbingmu hingga syurga mampu kalian jejaki didalamnya. Seorang lelaki yang menjadi penyempurna separuh agama agar taat padaNya makin dekat dan lekat.


Untuk Cikgu, selamat menempuh pelangi kehidupan yang baru. Aku tahu akan ada mejikuhibiniu pelangi yang akan tercipta pada masa kehidupan mendatang. Kadang ia berwarna merah ataupun jingga saat cerita-cerita madu sedang kalian nikmati, namun kadang mungkin akan berwarna biru nila saat kerikil-kerikil kehidupan harus kalian lewati. Namun apapun guratan warna pelangi didalamnya, semoga semua tetap mengakar kokoh pada ketaatan Sang Khalik, agar rumah barakah yang kalian cipta tersenyumi oleh Allah dan juga senantiasa terhujani do’a-do’a para malaikat suci.


Barakallahulaka wabaraka alayka wa jama’i baynakuma fii khaiir..
Ana uhibbuka fillah, aku mencintaimu karena Allah :”)

-sepenuh cinta juga rindu
(dije)

Tangaerang, 20 Agustus 2014